Mengenal Lebih Dekat Struktur Bambu

Struktur kayu khususnya bambu memang dapat dibilang kalah populer dibanding struktur baja atau struktur beton, sehingga saat kita melihat bangunan dengan struktur kayu atau bambu rasanya jadi takjub sendiri. Naah, itulah yang saya alami saat diundang rapat di salah satu Rumah Makan unik di Yogyakarta oleh Om Irawan dan Tante Teri, Dosen UGM dan Owner dari bimbingan belajar inggris anak “Happy Honey Bee”.

Banyak temen- temen saya yang bilang… “Ih…, kamu tuh temennya kok Tante dan Om- om sih…” Hahahahaha… Ya yang namanya bergaul kan boleh dengan siapa sajaa, lagipula justru saya banyak belajar dari orang- orang dewasa. Betuuul…?
:D

Mungkin hanya beberapa orang di Indonesia ini saja yang dapat membanggakan struktur kayu rancangannya. Itu saja dikarenakan arsiteknya memang menginginkannya Ketidak-populeran struktur kayu, ternyata tidak hanya terjadi di dunia praktisi (proyek lapangan). Kalaupun ada, maka umumnya struktur kayu tersebut hanya dijumpai pada pembuatan  bangunan non-permanen. Maklum konstruksi kayu khan hanya mengandalkan kayu hasil tebangan hutan, apa adanya. Kayu yang baik mahal harganya sehingga sudah kalah ekonomis dengan baja ringan.

Padahal di luar sana, di Kanada, Swedia, Jepang, Cina, dan Amerika Selatan, konstruksi kayu dan bambu berkembang pesat menuju era yang belum pernah ada di negeri ini. Kita ini sangat tertinggal. Jadi kalau melihat negeri ini, yang struktur kayunya kembang kempis, hanya berkembang pada taraf finishing untuk memenuhi kebutuhan arsitek saja. Padahal kayu dan bambu memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan material lain. Tabel berikut ini menunjukkan kuat mekanik bahan material konstruksi :  

Tabel Perbandingan Kuat Mekanik Beberapa Bahan Material Konstruksi

Material Berat Jenis (BJ) Modulus Elastis Kuat (MPa) Rasio Kuat  /BJ (1E+6 * 1/mm)
(kg/m3) (MPa) Leleh Ultimate
Serat karbon 1760 150,305 - 5,650 321
Baja A 36 7850 200,000 250 400 – 550 5.1 – 7.0
Baja A 992 7850 200,000 345 450 5.7
Aluminum 2723 68,947 180 200 7.3
Besi cor 7000 190,000 - 200 2.8
Bambu 400 18,575 - 60* 15
Kayu 640 11,000 - 40* 6.25
Beton 2200 21,000 – 33,000 - 20 – 50 0.9 – 2
Coba perhatikan Tabel di atas. Tabel tersebut saya ambil dari makalahnya Pak Wiryanto Dewobroto di Gran Melia. Perhatikan rasio kuat dibanding berat volumenya.  Paling tidak efisien adalah beton, sedangkan kayu mempunyai efisiensi lebih tinggi dibanding baja. Itu menunjukkan pada berat yang sama maka kayu mempunyai kekuatan yang lebih baik. Kayu hanya bisa dikalahkan oleh material bambu. Ini jelas suatu potensi yang tidak dapat diabaikan jika digunakan kayu sebagai material konstruksi.
Berikut saya tunjukkan konstruksi bambu yang ada di lokasi :

Gambar 1. Desain Tempat Parkir dengan Struktur Bambu

Sekilas terlihat simple tapi pengerjaannya justru lebih ribet loh… Ini saya perlihatkan detail hubungan antara bambu dengan base plate sebagai dudukan pondasinya :
 
Gambar 2. Detail Hubungan Antara Bambu Dengan Base Plate Sebagai Dudukan Pondasinya

Gambar 3. Kuda- kuda Bambu yang Diletakkan di Kolom Beton

Gambar 4. Hubungan Kuda- kuda Bambu dengan Kolom Beton

Kurang jelas ya… Ini saya tunjukkan detail sambungannya.
Gambar 5. Detail Hubungan Kuda- kuda Bambu dengan Kolom Beton

Untuk mengantisipasi lapuknya bambu dan sebagai perlindungan dari rayap, maka pondasi bawahnya tetap menggunakan beton begitu pula dengan balok pemikul untuk dudukan lantai. Berikut fotonya :
Gambar 6. Detail Hubungan Pondasi ke Balok Pemikul Lantai Bambu
Gambar 7. Balok- balok yang Didesain untuk Menahan Lantai Bambu
Dan ini desain yang paling saya sukai, tempat lesehan dengan pilar- pilar bambu yang dibuat secara melingkar dan diikatkan ke gordingnya.
Gambar 7. Desain Pilar- pilar Bambu yang dibuat melingkar dan diikatkan ke Gording
Gambar 8. Desain Pilar- pilar Bambu yang dibuat melingkar dan diikatkan ke Gording

Dan ini bentuk- bentuk rumah unik dari bambu yang telah jadi…





Berbicara tentang kayu dan bambu, menurut Prof Morisco bambu unggul dari sisi penyiapan bahannya, dimana bambu relatif lebih cepat tumbuh dibanding pohon  kayu yang digunakan untuk material konstruksi.  Adapun kelemahan bambu yang relatif kecil dibanding pohon kayu, dapat diatasi dengan dibuatnya laminasi (penggabungan dan penyambungan) balok bambu.

1 komentar:

  1. Cahyo Ardi Saksono9 Agustus 2011 pukul 10.26

    Memeberikan Tambahan . . . . . . .

    Strukur dari bambu lebih banyak di gunakan pada daerah rawan gempa . . . dikarenakan bambu ringan . . . . sehigga dapat meminimalisasi kemungkinan terjadi nya korban jiwa . . . . .

    Kalau di indonesia bambu lebih mudah di dapat . . . apalagi di daerah perdesaan tinggal nembung kalo sedikit dan harganya relatif murah . . .

    BalasHapus

Free Backlinks

.